Selasa, 30 November 2010

Cara mengolah Air Payau

Naskah kesembilan

Yuk Bikin Air Payau Jadi Tawar
POLITEKNIK Tristar bekerjasama dengan Jurusan Teknik Lingkungan UPN Veteran Surabaya akhir pekan lalu menggelar pelatihan bagaimana menyulap air payau menjadi air minum yang layak dikonsumsi dan higienis dari sisi kesehatan.
Teknologi tepat guna untuk masyarakat kelas bawah ini merupakan inovasi Dr Ir Rudy Laksmono dan terbukti bermanfaat bagi masyarakat yang tinggal di daerah rawan air minum. Pasalnya, teknologi yang diusung pakar lingkungan ini selain biayanya relatif murah, juga telah diuji coba di laboratorium maupun dijadikan percontohan di lingkungan  Kelurahan  Segoro Tambak (Sidoarjo) dan pesantren si Sidotopo (Surabaya).
Di daerah tersebut, jaringan pipa PDAM memang belum tejangkau, sehingga kehadiran teknologi tepat guna yang mampu mengaplikasikan air payau menjadi air bersih layak minum (bebas bakteri coli) memang layak diacungi jempol. Tak salah jika keberhasilan UPN Veteran Surabaya menerapkan teknologi tepat guna ini juga diminati Politeknik Tristar.
Buktinya, dalam pelatihan perdana tentang Aplikasi Air Payau menjadi Air Bersih Layak Minum untuk Memenuhi Daerah Rawan Air Minum medapat respons luar biasa dari sekitar 15 peserta dari kalangan masyarakat umum, mahasiswa Tristar dan wartawan, Sabtu (27/11).
Menurut Rudy Laksmono, untuk mendapatkan air tawar layakminum dan lebih bersih dari baku mutu air dengan menggunakan Teknologi Membran (Reverse Osmosis/RO). Teknologi membran ini menggunakan bahan berupa karbon aktif dari arang kayu mangrove dan tembikar sebagai filternya. Kedua filter ini mampu menyaring bakteri ukuran 0,1-1 mikron. Dengan demikian air tawar yang dihasilkan benar-benar bebas dari bakteri coli.
Secara umum, peserta nampak antusias menyerap penjelasan Rudy Laksmono yang menguasai materi. Jadi saat sesi tanya jawab pun berkembang ke pertanyaan seputar aplikasi teknologi air laut (asin) menjadi air tawar.  Dengan teknik seperti pengolahan air payau menjadi air tawar, maka mengubah air laut yang asin rasanya menjadi tawar buka hal yang sulit, meskipun kendalanya adalah masalah biaya. Hal ini bisa diatasi jika ada sponsorship dari kalangan dunia usaha dan pemerintah.
Ia memberi contoh bagaimana keseriusan pemerintahan Kerajaan Arab Saudi mengolah air laut menjadi air tawar untukmemenuhi kebutuhan air bersih bagi para Tamu Allah, yakni jutaan jamaah haji dan umrah dari seluruh penjuru dunia ke Makkah dan Madinah. Dan, sampai sejauh ini tidak ada yang komplain karena penyediaan air bersih dalam jumlah memadai --untuk mengatakan berlebih-- bagi jamaah haji merupakan keniscayaan.
Berdasarkan hasil analisis setelah proses dengan filter dan membrane RO:
No.    Parameter            Satuan    Hasil        Mutu
 1.        pH                     -              6,8        6,5-6,8
 2.       TDS                     mg/l        98        1000
 3.       Kekeruhan           NTU      0,25      5
 4.       Kesadahan Total   mg/l      115       500
5        Besi (Fe)               mg/l       0,21     0,3
6.    Mangan (Mn)           mg/l       0,06     0,1
-------------------------------------------------------------------------------------

Teknologi membran (RO) yang mampu menyulap air payau menjadi air tawar sejauh ini diminati oleh Kantor Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT). Mereka pesan 12 unit untuk disalurkan ke Mandau (Kalbar) 4 unit, Kalsel  4 unit dan Kabupaten Sampang (Madura) 4 unit.
Direktur Tristar Group I Juwono Saroso menambahkan, pelatihan semacam ini memang harus dikemas semenarik mungkin agar peserta puas. Di sisi lain, pihaknya juga menyediakan peralatan untuk mengaplikasikan teknologi tepat guna tersebut plus jasa konsultasinya. ”Kami optimistis jika pemeritah daerah di luar Jawa tertarik untuk mengadopsi teknologi membran (RO) yang sukses diaplikasikan jurusan Teknik Lingkungan UPN Veteran Surabaya melalui Tristar,” tuturnya.   (ahn)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar